Sebagai pebisnis, forecasting adalah istilah yang tidak asing dan perlu dipelajari lebih dalam supaya usaha yang dijalankan mendapatkan hasil yang optimal untuk jangka panjang.
Jika kamu sedang menjalankan usaha, pasti seringkali memikirkan jumlah produk yang harus dipersiapkan untuk waktu mendatang. Apakah jumlahnya harus sama dengan jumlah produk yang sekarang atau lebih besar?
Perkiraan seperti itu patut dihitung dengan matang oleh para seller. Sebab, tanpa perhitungan yang matang besar kemungkinan bisnis tidak akan berkembang dengan signifikan.
Maka, untuk itulah adanya istilah forecasting. Metode forecasting adalah metode yang dapat membantu kamu untuk memprediksi jumlah produk yang harus dipersiapkan melalui pengolahan data dan analisis tren.
Lantas, apa itu forecasting? Bagaimana contoh forecasting yang tepat? Simak selengkapnya di sini!
Apa Itu Forecasting?
Metode forecasting adalah salah satu metode yang dilakukan untuk membuat prediksi bisnis di masa yang akan datang.
Prediksi ini bisa berupa melakukan perencanaan terkait stok produk yang harus disiapkan di masa mendatang ataupun melakukan pengendalian terkait modal biaya bisnis.
Seperti yang kita ketahui, masa depan bisnis dipenuhi dengan ketidakpastian. Salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya kerugian yang besar pada bisnis yaitu, dengan menggunakan metode forecasting.
Lalu, bagaimana cara kita tahu berapa banyak produk yang harus dipersiapkan di masa mendatang? Caranya yaitu dengan melihat data-data dari bisnismu.
Sebagai contoh, dari data tahun lalu, bisnismu mengalami peningkatan yang pesat pada bulan Juni-Agustus.
Dari data tersebut, kamu bisa mengetahui langkah apa yang harus dilakukan di tahun depan.
Dengan demikian, melalui metode ini akan memudahkan kamu dalam mengembangkan bisnis dengan signifikan.
Baca juga: Niche Adalah: Definisi, Contoh, dan Manfaatnya untuk Bisnis
Metode Forecasting yang Wajib Kamu Ketahui
Dari pengertian di atas, kita semakin tahu bahwa metode forecasting adalah salah satu strategi yang perlu diterapkan dalam bisnis.
Sebelum membahas mengenai contoh forecasting, kita akan membahas sekilas mengenai metode-metode yang biasa dipakai.
1. Metode forecasting kuantitatif
Secara garis besar, metode forecasting kuantitatif adalah metode yang memprioritaskan data-data bisnis dalam melakukan prediksi di masa mendatang.
Dengan demikian, metode ini tidak sembarangan diimplementasikan untuk memprediksi bisnis. Perlu data-data yang valid dari bisnis supaya kamu dapat mempersiapkan bisnis dengan matang.
Metode yang satu ini bersifat objektif sehingga bisa kamu aplikasikan dengan baik. Sebab, metode ini diimplementasikan berdasarkan data-data bisnis yang ada.
Metode forecasting kuantitatif terdiri dari beberapa jenis yaitu, metode time series serta metode kausal atau sebab akibat.
2. Metode forecasting kualitatif
Berbeda halnya dengan metode kuantitatif, metode forecasting kualitatif justru lebih bersifat subjektif.
Pasalnya, metode ini mengandalkan ilmu-ilmu atau penilaian dari para ahli bisnis tanpa menggunakan data-data yang ada.
Ketika metode ini tidak menggunakan data bisnis, otomatis ada kemungkinan metode kualitatif tidak lebih akurat dibandingkan dengan kuantitatif.
Pada dasarnya, metode kualitatif lebih cocok digunakan untuk melakukan riset pasar.
Baca juga: Kenali Cara Market Research, Solusi Hindari Penjualan Stagnan
Contoh Metode Forecasting yang Bisa Kamu Coba
Kini, kita sudah tahu bahwa forecasting adalah suatu metode yang berperan penting untuk memprediksi keadaan bisnis di masa mendatang.
Setelah memahami definisi dan metodenya, kita juga perlu bagaimana contohnya supaya dapat mengaplikasikannya dengan optimal.
Pada dasarnya, contoh forecasting bisa berupa menghitung cash flow atau arus kas pada bisnis yang sedang kamu jalankan.
Dengan perhitungan tersebut, maka kamu bisa memenuhi kebutuhan bisnis dengan maksimal dalam jangka waktu panjang.
Sebagai contoh, kamu mempunyai bisnis online dan menjual produk kartu uang elektronik.
Saat menggunakan metode ini, kamu bisa menghitung berapa arus kas yang sedang dimiliki, kemudian sisihkan beberapa uang tersebut untuk kebutuhan operasional bisnis seperti memasang iklan atau melakukan stok kartu uang elektronik lagi.
Selain itu, kamu juga bisa mengambil data-data saat penjualan kartu uang elektronik kamu meningkat.
Dari data tersebut, di tahun depan kamu perlu menyediakan stok barang yang banyak di bulan-bulan yang mengalami peningkatan penjualan.
——
Demikian penjelasan singkat mengenai definisi, metode, dan contohnya. Metode forecasting adalah metode yang wajib kamu pelajari jika ingin mengembangkan bisnis online di marketplace.
Sebab, kamu akan mengetahui di mana letak kelemahan dari bisnismu. Untuk menjalankan metode ini dengan matang, kamu perlu mempelajari analisis bisnis dengan matang.
Beruntungnya, kamu bisa belajar hal tersebut melalui modul Bisnis Analisis dari Lazada University. Dari modul itu, kamu akan belajar apa itu bisnis analisis dan apa saja kegunaannya untuk toko online-mu.
Untuk menjalankan bisnis, kamu perlu menjadi seller di Lazada terlebih dahulu. Mengapa harus Lazada? Lazada merupakan marketplace yang aman dan terpercaya untuk melakukan transaksi jual beli. Selain itu, kamu bisa memperluas target pasar jika berjualan di Lazada.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftarkan dirimu menjadi seller Lazada di sini!